Wednesday, December 10, 2008

CARA PEMELIHARAAN ANGSA DI HALAMAN RUMAH

Orang yang memelihara angsa sekarang ini sudah jarang kita temui. Padahal tanpa makanan yang khusus, angsa dapat berkembang biak dengan lebih baik dibandingkan kebanyakan unggas lainnya. Angsa tergolong sangat bandel dan relatif mudah tumbuh menjadi besar. Mereka lebih tahan terhadap penyakit dan hampir tidak memerlukan obat-obatan.

Satu hal yang barangkali meragukan, yaitu tentang air. Orang sering disodorkan foto angsa di atas air sehingga berkonotasi bahwa angsa dan air tidak dapat dipisahkan. Sebenarnya tidak demikian, bahkan sebaliknya lumpur dapat menimbulkan penyakit pada angsa. Angsa jelas dapat menjadi ternak peliharaan yang baik di pekarangan rumah. Pemilihan bibit Pertama-tama yang harus ditentukan adalah pemilihan bibit angsa. Memilih bibit tergantung dari tujuan pemeliharaannya. Bila untuk sekedar hobby maka akan banyak pilihan karena sifatnya kesukaan pribadi. Sedangkan untuk keperluan memproduksi daging atau telur, pilihan menjadi agak terbatas karena harus memperhitungkan faktor ekonomis yaitu ongkos produksi harus lebih rendah dari harga jual. Mengkalkulasi ongkos produksi sudah barang tentu bukan pekerjaan mudah bagi seorang pemula.


Barangkali salah satu cara untuk mengurangi kerugian dari kemungkinan gagal adalah mulailah dengan sedikit. Untuk produksi daging usahakan agar waktu penjualannya yaitu saat angsa berumur 4 sampai 6 bulan jatuh menjelang Hari Raya Idulfitri yang biasanya harganya lebih baik. Untuk patokan harga daging dan telur tiap hari bisa dilihat di
Departemen Perdagangan dan Perindustrian R.I.

Jenis bibit angsa yang terkenal diantaranya adalah Toulouse, Embden dan African yang tergolong paling berat tubuhnya, Pilgrim yang berat tubuhnya pertengahan dan Chinese yang paling ringan beratnya. Walaupun demikian, kecepatan pertumbuhan dan kemampuan berproduksi telur pada jenis bibit yang sama belum tentu akan sama hasilnya. Jadi dari pengalaman berternak nantinya, pilihlah bibit dari induk yang pertumbuhannya paling cepat dan menghasilkan banyak telur.Kandang dan peralatan Angsa tergolong binatang yang tidak kerasan tinggal di kandang. Biarkan mereka berkeliaran di halaman belakang sampai batas tertentu. Kandang diperlukan sebagai tempat berteduh dari hujan lebat dan angin kencang disamping sebagai tempat tidurnya. Ukuran kandang yang dianggap memadai untuk tiap ekor angsa adalah 1 X 1 meter persegi ditambah 3 sampai 4 X 1 meter persegi sebagai pekarangannya. Atap kandang diusahakan tidak bocor agar waktu hujan tetap kering.


Makanan sebaiknya dibiasakan diberikan dalam kandang dalam baskom atau wadah plastik yang terbuka. Air minumannya diusakan berada di luar kandang untuk menjaga agar kandang tetap kering.


Sarang tidak diperlukan kecuali sudah ada yang bertelur. Sarang bisa dibuat dari kotak kayu yang di dalamnya diberi alas dari serutan kayu atau pecahan strowbur. Cahaya di kandang harus cukup untuk menstimulasi percepatan produksi telur. Memberi makan Dalam masa pembiakan, pemberian 15% protein ditambah vitamin dalam kadar yang sama seperti untuk ayam dalam masa pembiakan dianggap telah cukup memenuhi kebutuhan nutrisi. Makanan sebaiknya tetap tersedia, demikian pula halnya dengan kulit kerang dan pasir.


Makanan lainnya tidak ada yang spesifik, dedak dicampur sayuran atau sisa makananpun tidak menjadi masalah. Angsa sangat lahap dalam memakan rumput atau daun-daunan. Apabila pemeliharaan angsa dimaksudkan untuk dikonsumsi, umur angsa yang baik untuk dikonsumsi adalah 4 sampai 6 bulan. Keram mereka pada sangkar yang lebih kecil dan berikan makanan penuh (full feed) 3 atau 4 minggu sebelum batas waktu dikonsumsi. Adalah sangat mungkin untuk menumbuhkan angsa lebih cepat dengan memberi makan penuh (full feeding grower-finisher pellets) sepanjang masa pertumbuhan. Akan tetapi bila mereka telah mencapai berat yang diinginkan (5,5 sampai 7,5 kilogram) dalam waktu 12 sampai 14 minggu, maka kondisi bulunya akan banyak bulu-bulu pendek yang akan sulit dicabut dan dibersihkan. Setelah lewat 14 minggu, kondisi bulunya akan cepat membaik. Jadi ada baiknya menghemat rumput dengan membatasi pemberiannya pada masa awal dan berkonsentrasi pada masa akhir menjelang dikonsumsi atau dipasarkan.


Pembiakan Biasanya angsa paling baik dijodohkan sepasang atau bertiga. Angsa jantan yang perkasa akan puas mendapat jodoh dengan 4 atau 5 betina. Apabila mereka telah memilih sendiri pasangannya, maka banyak sekali jantan berpasangan dengan betina yang sama dari tahun ke tahun. Jumlah telur yang dihasilan pada tahun ke dua akan lebih vanyak dari tahun pertama. Prosentase keberhasilan penetasannyapun semakin baik. Induk angsa dapat terus memproduksi telur sampai 10 tahun.


Dari hasil penelitian, kemampuan reproduksi angsa jantan lebih cepat menurun dibandingkan angsa betina. Pemeliharaan telur Ambil telur dua kali tiap hari, terutama pada musim hujan. Selalu hati-hati dalam pengentasan telur. Berihkan bilamana dipandang perlu. Temperatur yang paling baik pada tempat penyimpanan telur adalah 7 sampai 13°C dengan kelembaban relatif paling kecil 70%. Bila telur akan disimpan lebih dari dua hari, balikkan tiap hari agar prosentase penetasannya meningkat. Apabila cara penyimpanan telur kurang baik, prosentase penetasan ini menurun setelah telur disimpan 6 - 7 hari.


Apabila cara penyimpanannya tepat telur dapat bertahan 10 sampai 14 hari dengan hasil pengentasan yang tidak berkurang. Pengeraman telur Masa penginkubasian telur angsa yang paling umum adalah antara 29 sampai 30 hari. Empat sampai enam telur dapat diinkubasi pada setelan untuk ayam betina sedangkan 10 sampai 12 telur pada setelan angsa. Balikkan telur tiga atau lima kali sehari apabila incubator tidak bekerja sendiri. Angka bilangan pembalikkan telur harus ganjil untuk mencegah letak telur berada pada posisi yang sama tiap malam. Apabila telur dieram oleh induk ayam, ambilah anak angsa dari sarang segera setelah dientaskan. Simpan di tempat yang hangat sampai beberapa jam. Apabila anak angsa tidak segera diambil, maka induk ayam mungkin akan meninggalkan sarangnya lebih awal sebelum semua telur menetas. (IRS 5 Desember 2001
)

Bekas doktor tanam cendawan shiitake



Cendawan satu ketika dulu hanyalah tumbuhan liar, yang banyak didapati pada kayu reput, atas tanah, dalam hutan dan seperti kata pepatah, kelihatan selepas hujan.Dengan kata lain, ciri-ciri tersebut menjadikan tumbuhan tersebut tidak mempunyai nilai komersial dan hanya penting untuk makanan semata-mata.Itu senario dulu tetapi dengan perkembangan sektor pertanian yang semakin memberangsangkan, ramai menyedari bahawa cendawan sebenarnya satu tanaman industri yang berpotensi untuk menjana ekonomi.

Malah, dengan perkembangan bidang bioteknologi, cendawan juga boleh dianggap penyumbang kepada bidang tersebut kerana mempunyai nilai perubatan yang tinggi.

Berdasarkan statistik 2005, seorang penduduk negara ini makan hanya 324 gram setahun dengan keperluan sebanyak 8,424 tan setahun.Jabatan Pertanian bagaimanapun menyasarkan penggunaan cendawan sebagai makanan sebanyak dua kilogram setahun.

Ketika ini, pelbagai cendawan yang popular ditanam di negara ini antaranya Auricularia sp (telinga kera /jeli hitam), Schizophyllum commune (cendawan kukur), Flammulina velutipes (jarum emas) dan Agarcius braslllensis (cendawan butang), Spesies lain termasuk Ganoderma sp. (Ling zhi), Hericum erinaceum (cendawan bunga kubis) Pleurotus cystidiosus (abalone); Pleurotus flabellatus (tiram merah jambu); Pleurotus citrinopileatus (tiram kuning); Pleurotus florida (tiram putih) dan Pleurotus sajor-caju (tiram kelabu).

Selain cendawan tiram kelabu yang popular sekarang, cendawan lain yang tidak kurang mendapat tempat di kalangan pengusaha tanaman tersebut ialah shiitake.

Buktinya, seorang doktor perubatan dan keluarganya berjaya mengusahakan tanaman tersebut di Gunung Jerai, Kedah sejak 1985 lagi.

Doktor perubatan terbabit, Dr Shirley Ooi,35, berkata, bapanya, Ooi Chooi Liang, adalah individu yang bertanggungjawab menggerakkan industri tanaman tersebut sedangkan pada masa itu, tidak ramai berminat dengan tanaman cendawan.Mereka memulakan perusahaan tersebut dengan modal RM50,000 daripada simpanan sendiri. Ketika itu, sebagai permulaan bapa saya menanam 15 spesies cendawan termasuk cendawan brazil, butang dan oyster.

“Bagaimanapun, orang Malaysia tidak minat tanam cendawan ketika itu dan bapa saya hampir putus asa,’’ katanya ketika ditemui baru-baru ini.Tidak lama selepas itu, bapanya mengambil keputusan untuk memberi tumpuan kepada spesies shiitake selain butang.

Beliau kemudiannya melanjutkan pelajaran ke Kanada pada 1996 dan meninggalkan ayahnya untuk meneruskan perusahaan tanaman tersebut.

Ketika di sana, dia mendapat tahu bahawa selain brazil, cendawan shiitake antara yang popular dan ia mendorongnya untuk meneruskan projek tersebut.

Cendawan, shiitake katanya lebih kejap daripada segi teksturnya, tidak renyuh, tidak berbau dan rasanya juga macam daging. Ia juga mempunyai nilai perubatan.

“Orang gemar menggunakannya sebagai makanan tambahan, masak lemak cili api dan serunding.“Sejak itu saya yakinkan bapa saya supaya memberi tumpuan kepada shiitake yang bermula pada 1997,” ujarnya.

Selepas berkhidmat sebagai doktor di Kanadam, beliau kembali ke tanah air untuk meneruskan projek tersebut bersama bapanya dan nasib mereka bertambah baik apabila salah seorang anggota keluarga mereka bersetuju melabur RM1 juta pada 2005.

Shiitake atau nama saintifiknya Lentinus edodes mengandungi lentinan iaitu sejenis sebatian anti kanser dan membantu mengurangkan kesan tumor dan tanpa kolesterol.

Namun katanya, kerja menyediakan bahan untuk menanam cendawan tersebut melibatkan banyak perkara kerana ia merupakan spesies yang sensitif dan memerlukan keadaan bersih terutama semasa inokulasi.

Kaedah menanamnya lebih kurang sama dengan cendawan lain seperti tiram kelabu yang juga menggunakan polibeg tetapi perlu ditegakkan.

Tanaman cendawan yang diusahakannya juga tidak menggunakan tahi lembu dan lebih mesra alam iaitu kurang populasi bakteria.Bahan yang digunakan termasuk dedak air, kalsium karbonat dan satu ramuan rahsia.Benih yang digunakan pula dipilih daripada jenis yang bermutu.

Katanya benih tersebut mestilah yang berbunga besar, batang tebal dan kejap serta mempunyai insang tertutup untuk proses kultur tisu.Bagi membolehkan ia menghasilkan keluaran lebih baik, benih seharusnya diambil daripada generasi ketiga.Justeru, meskipun shiitake berasal dari Jepun, proses adaptasi dengan persekitaran di Gunung Jerai menjadikannya sebagai cendawan hibrid gunung tersebut.

Selain itu, ia perlu diubah kepada media oat terlebih dahulu dari kultur tisu sebelum ditanam sepenuhnya kerana dengan cara ini peluang hidup lebih tinggi berbanding terus kepada kultur tisu.

Polibeg shiitake perlu diletakkan menegak bagi membolehkan misellium nya bergerak dari atas ke bawah dan kemudiannya membentuk koloni.

Mengenai penjagaan pula katanya, apabila cendawan muncul di mulut polibeg dalam tempoh tujuh hingga sepuluh hari dan ‘rehat’ selama 20 hari.

Selepas 20 hari, ia perlu disiram dalam keadaan polibeg tertutup dan terbalikkan dan akan cendawan akan muncul semula pada hari kelima.Ia boleh menghasilkan cendawan dalam tempoh tiga atau empat bulan sebelum memulakan penanaman baru.Menurutnya, pengeluarannya hasil ladangnya kini mencecah 150 kilogram sehari dan ia banyak di pasarkan ke pasar raya-pasar raya besar.Pada masa sama, beliau juga memanfaatkan media tanaman cendawan tersebut untuk menghasilkan baja kompos.

Baja tersebut digunakan untuk tanaman 25 jenis sayur-sayuran yang turut diusahakannya seperti brokoli di kawasan tersebut.

Selepas sekian lama, beliau bercadang mengembangkan perusahaan tersebut kepada bioteknologi berkaitan farmasutikal dengan memanfaatkan sebatian lentinan tersebut.Kawasan ladang tersebut yang kini beroperasi atas nama syarikat AgroBio Future berkeluasan 10 ekar menjadi bukti kesungguhannya menceburi bidang pertanian selepas meninggalkan kerjaya sebagai doktor.

“Saya ingin menasihati mereka yang ingin menceburi perusahaan cendawan supaya menjaga kualiti dan mencari pasaran terlebih dahulu. Untuk maklumat lanjut boleh didapati di www.agrobio_future.com.

Petikan dari Utusan Online...

Thursday, November 27, 2008

Aktiviti hujung minggu di MAEPS

TAPAK Pameran Ekspo Pertanian Malaysia Serdang (MAEPS) yang menjadi tapak kekal Pameran Pertanian, Hortikultur dan Agro Pelancongan (MAHA) di Serdang kini akan menjadi meriah setiap hujung minggu.

Ini berikutan usaha yang diambil oleh Kementerian Pertanian dan Industri Asas Tani untuk mengadakan pelbagai aktiviti di situ setiap Sabtu bermula pukul 9 pagi hingga 5 petang.

Program yang dikenali sebagai Aktiviti Hujung Minggu' mula diadakan sejak 1 November lalu dan boleh disertai oleh semua secara percuma antaranya Argo Hunt, Kelab Tani Sekolah, Kelab Sukarelawan Maep di samping aktiviti di sekitar laman-laman.

1)Aktiviti asas luaran pameran dan jualan di laman-laman yang ada.

*Laman-laman tersebut ialah ternakan, perikanan, nanas, padi, florikultur dan sayur yang menawarkan aktiviti jualan, pameran, dan demonstrasi.

*Diterajui tujuh agensi di bawah Kementerian Pertanian dan Industri Asas Tani.

*Aktiviti bertemakan laman-laman pertanian mengikut kluster produk, komoditi dan aktiviti pertanian dalaman dan persekitaran tanggungan agensi kementerian.

*Pameran statik dan demonstrasi.

*Program aktiviti asas akan berterusan pada setiap hujung minggu.

*Program akan dirancakkan lagi dengan aktiviti tambah nilai mengikut kreativiti agensi terbabit dengan kerjasama pengurus acara.

*Elemen elemen informatif, interaktif dan dalam konteks pembelajaran, pengetahuan dan prospek ruang perniagaan akan juga diselitkan.

2)Pasar lambak/Car Booth di kawasan 14 pavilion negeri

*Dibuka untuk semua peniaga produk pertanian dan produk asas tani dan juga peniaga pelbagai produk lain.

*Hampir 30 perniaga dan operator turut serta pada hari pertama aktiviti hujung minggu.

3)Mencari harta karun

*Ini adalah acara utama yang akan dijalankan pada hari pembukaan. Penyertaan terbuka kepada semua yang hadir secara percuma dan hanya diadakan jika ada permintaan.

4)Penubuhan Kelab Tani Sekolah

5)Penubuhan Kelab Sukarelawan MAEPS

6)Aktiviti luar dan rekreasi

–Acara Berkuda

*Demonstrasi acara berkuda akan bermula pada pukul 9 pagi sehingga 12 tengahari.

*Kawasan pavilion negeri dan subsektor sebagai lokasi aktiviti.

*Setiap sejam acara ini akan diadakan.

*Pada masa hadapan orang ramai berpeluang untuk menikmati perkhidmatan menaiki kuda.

–Acara Permotoran

*Aktiviti permainan kawalan jauh kereta, helikopter, motosikal, bot kecil dan kapal terbang kecil.

*Orang ramai berpeluang untuk melihat aktiviti permainan tersebut.

Untuk keterangan lanjut boleh hubungi di 03-89484699/4596.

Ternak landak bantu elak kepupusan

Meskipun landak raya dikategorikan sebagai haiwan buruan seperti pelanduk, Jabatan Perlindungan Hidupan Liar dan Taman Negara (Perhilitan) menyokong usaha menternak haiwan tersebut untuk meningkatkan populasinya.

Mereka yang berminat untuk berjinak-jinak dengan ternakan komersial itu bagaimanapun perlu mendapatkan permit khas dari Perhilitan yang terletak di bawah Kementerian Sumber Asli dan Alam Sekitar itu.

Sebagai contoh landak raya yang ingin diternak merupakan spesies dilindungi yang mana permit khas seperti yang dinyatakan dalam Seksyen 51(d) Akta Perlindungan Hidupan Liar (Akta 1972/76) yang memerlukan kelulusan menteri.

Antara kandungan akta tersebut ialah ‘Walau apa pun yang terkandung dalam akta ini, menteri boleh memberi tidak lebih daripada satu permit khas kepada pemohon untuk menangkap, mengurung membiakkan, menyimpan, mengimport atau mengeksport mana-mana binatang buruan atau mana-mana burung buruan atau sebahagian daripadanya.’

Menurut Pengarah Bahagian Ex-Situ Perhilitan, Khairiah Mohd Shariff, pihaknya mendapati ramai yang berminat untuk menternak landak dan beberapa kelulusan telah diberi.

“Bagaimanapun ada sesetengahnya belum dapat memulakan projek mungkin ada sebab tertentu.

“Kita dapati antara masalahnya ialah kesukaran mendapat baka kerana ia jenis liar,’’ katanya ketika ditemui di pejabatnya, baru-baru ini.

Justeru, katanya, mereka diperlukan mendapatkan permit tersebut terutama untuk baka.

Katanya, projek komersial yang dijalankan oleh penternak akan dapat meningkatkan populasi haiwan tersebut.

Bagi menyokong usaha penternak, Perhilitan pada tahun lepas memulakan projek pembiakbakaan di bawah Pusat Konservasi Hidupan Liar di Sungai Dusun, Selangor untuk tujuan pembiakbakaan beberapa spesies haiwan liar.

Pusat Konservasi Hidupan Liar Sungai Dusun

Berdasarkan laman web Perhilitan, Pusat Konservasi Hidupan Liar Sungai Dusun ini siap sepenuh pembinaannya pada bulan April 2000 dengan kos pembinaan sebanyak RM3.6 juta.

Tujuan asal pembinaan ialah bagi projek konservasi Badak Sumatera yang merupakan antara spesies yang diancam kepupusan di negara ini.

Namun pada 2004, pusat konservasi ini tidak lagi menjalankan pemuliharaan badak sumatera tetapi tumpuan dijalankan terhadap projek konservasi badak cipan (Tapirus indicus).

Selain badak cipan, spesies hidupan lain seperti buaya julung-julung (Tomistoma schlegelii), landak raya (Hystrix brachyura) dan kongkang (Nycticebus coucang) juga dipelihara dan terlibat dalam program konservasi ex-situ di sini.

Menurut Khairiah, dalam pembiakbakaan landak raya, teknologi DNA juga telah digunakan untuk tujuan tersebut.

Teknologi DNA yang dijalankan memfokuskan ke arah mewujudkan pengecapjarian DNA bagi spesies hidupan liar di negara ini.

Ia penting bagi mengenal pasti sesuatu spesimen atau sebahagian spesimen hidupan liar bagi tujuan konservasi dan penguatkuasaan.

Menurutnya lagi sejak projek dimulakan pada 2006 dan hingga kini landak yang dibiak dan dipasangkan telah melahirkan 25 ekor anak iaitu sembilan ekor pada tahun lalu dan 16 ekor pada tahun ini.

Katanya, produktiviti landak raya rendah kerana ia memerlukan masa untuk stabil sebelum membiak.

“Pengalaman di Vietnam yang juga menjalankan pembiakbakaan landak sejak 20 tahun lalu telah berjaya melahirkan anak yang banyak. Landak memerlukan masa untuk membiak,’’ ujarnya.

Beliau berkata, anak-anak landak yang di lahirkan itu ditawarkan kepada penternak berminat untuk dijadikan baka dengan harga mengikut saiz antara RM200 dan RM400 seekor.

Beliau berkata, ketika ini terdapat lima atau enam penternak yang telah menjalankan projek dan sekiranya berjaya, mereka membantu meningkatkan populasi haiwan tersebut.

Landak, kata beliau, sejenis haiwan yang senang diternak memandangkan sifat pemakanannya.

Landak makan apa sahaja produk semula jadi daripada pertanian seperti ubi, sayur-sayuran atau sisa pertanian.

“Tidak mustahil ramai yang berminat menternaknya dan kita memang menggalakkan,’’ ujarnya.

Bagaimanapun katanya, meskipun Perhilitan menggalakkan penternakan landak, orang ramai diharap tidak terlalu ghairah untuk menceburinya memandangkan masalah kekurangan baka.

Masalah tersebut dijangka akan dapat diatasi dalam tempoh dua atau tiga tahun lagi dengan menggunakan bioteknologi.

Selain untuk daging, ternakan landak mempunyai potensi dikembangkan untuk tujuan lain seperti kraf memanfaatkan durinya.

Info

Pembiakabakaan dan Konservasi Ex Situ dui Pusat-pusat Konservasi Hidupan Liar.

Bahagian Konservasi Ex-situ juga bekerjasama dengan Perhilitan negeri di dalam program pembiakan dan konservasi yang melibatkan Pusat-pusat Konservasi Hidupan Liar yang disenaraikan seperti di bawah.

Ia bertujuan untuk menambahkan bilangan spesies hidupan liar di dalam kurungan. Selain daripada program pembiakan, program-program kesihatan juga dikoordinasi dan dilaksanakan oleh bahagian ini di dalam membantu pengurusan hidupan liar di dalam kurungan.

Senarai Pusat Konservasi Hidupan Liar:

*Pusat Konservasi Hidupan Liar Sungai Batu Pahat, Perlis.

*Pusat Konservasi Hidupan Liar Bukit Pinang, Kedah.

*Pusat Konservasi Hidupan Liar Sungkai, Perak

*Pusat Konservasi Hidupan Liar Bota Kanan, Perak

*Pusat Konservasi Hidupan Liar Sungai Dusun, Selangor

*Zoo Melaka

*Pusat Konservasi Hidupan Liar Bangas, Johor.

*Pusat Konservasi Hidupan Liar Jemaluang, Johor

*Pusat Konservasi Hidupan Liar Jenderak Selatan, Pahang

*Pusat Konservasi Hidupan Liar Gua Musang, Kelantan

*Pusat Konservasi Hidupan Liar Bukit Paloh, Terengganu

Pakar teknologi cendawan berhimpun


Dr. Noorlidah Abdullah dan Dr. S. Vikineswary menunjukkan penyelidikan mereka mengenai cendawan di Universiti Malaya. - Gambar hiasan


Bila bercerita mengenai cendawan apa yang terbayang hanya cendawan tiram kelabu yang popular di kalangan penanam.

Tetapi sebenarnya terdapat banyak jenis cendawan di negara ini memandangkan biodiversiti yang tinggi.

Bagaimanapun di negara ini industri cendawan masih di peringkat awal dan masih memerlukan banyak usaha untuk membangunkannya.

Malaysia yang terletak di kawasan khatulistiwa amat bertuah kerana mempunyai pelbagai spesies cendawan yang berpotensi dimajukan dalam industri makanan dan perubatan.

Justeru Pusat Penyelidikan Cendawan Universiti Malaya (UM), Persatuan Cendawan Malaysia, Jabatan Pertanian dan Persatuan Alam Sekitar Malaysia (MNS) menganjurkan Persidangan Cendawan dan Foray 2008.

Persidangan yang membincangkan mengenai pandangan global mengenai industri cendawan akan diadakan pada 27 hingga 29 November ini di Fakulti Sains UM.

Persidangan berkenaan diharap dapat menyediakan landasan bagi pakar-pakar dari seluruh dunia bagi memindahkan teknologi dan inovasi terkini dalam industri cendawan kepada usahawan tempatan.

Di persidangan itu, usahawan juga boleh bertukar-tukar idea dan pengalaman dengan mereka yang terlibat dalam industri berkenaan seperti penyelidik dan penanam cendawan.

Persidangan yang akan membincangkan mengenai sumber cendawan dan peningkatan strain, inovasi penanaman cendawan dan produk cendawan serta pemasaran sesuai dihadiri oleh usahawan cendawan, saintis, perbankan, pelajar dan pegawai kerajaan.

Acara sepanjang hari:

lPameran Cendawan Dalam Kehidupan Seharian

lJualan

nMakanan dan minuman berasaskan cendawan

nProduk - produk berasaskan cendawan

nPelbagai jenis cendawan segar

nBarangan batik bercorak cendawan

lDemonstrasi

nMasakan resipi cendawan

nPenjagaan kit cendawan segar

nPenanaman cendawan jerami

Acara lain yang menarik

*Peraduan:

-Mewarna

-Melukis

*Kutip & Kenali Cendawan Liar di laluan semula jadi Persatuan Pencinta Alam Malaysia (MNS)

Ceramah mengenai cendawan

*Makan Cendawan: Hidup Lebih Sihat dan Ceria oleh Prof. Dr. S.T. Chang

*Vermikompos dari sisa penanaman cendawan

*Menjinakkan Cendawan Liar oleh Prof. Dr. Thomas Volk

*Basidiomycetes: Kepelbagaian, Peranan Ekologi and Potensi Nilai Komersial oleh Prof. Dr. E.B.G. Jones

Mereka yang berminat boleh menghubungi Persatuan Penyelidikan Cendawan di 03-7967 6714 atau 012-6511509 (Prof. Noorlidah)

Cari Maklumat anda di sini

Google
 
Related Posts with Thumbnails