Wednesday, December 10, 2008

CARA PEMELIHARAAN ANGSA DI HALAMAN RUMAH

Orang yang memelihara angsa sekarang ini sudah jarang kita temui. Padahal tanpa makanan yang khusus, angsa dapat berkembang biak dengan lebih baik dibandingkan kebanyakan unggas lainnya. Angsa tergolong sangat bandel dan relatif mudah tumbuh menjadi besar. Mereka lebih tahan terhadap penyakit dan hampir tidak memerlukan obat-obatan.

Satu hal yang barangkali meragukan, yaitu tentang air. Orang sering disodorkan foto angsa di atas air sehingga berkonotasi bahwa angsa dan air tidak dapat dipisahkan. Sebenarnya tidak demikian, bahkan sebaliknya lumpur dapat menimbulkan penyakit pada angsa. Angsa jelas dapat menjadi ternak peliharaan yang baik di pekarangan rumah. Pemilihan bibit Pertama-tama yang harus ditentukan adalah pemilihan bibit angsa. Memilih bibit tergantung dari tujuan pemeliharaannya. Bila untuk sekedar hobby maka akan banyak pilihan karena sifatnya kesukaan pribadi. Sedangkan untuk keperluan memproduksi daging atau telur, pilihan menjadi agak terbatas karena harus memperhitungkan faktor ekonomis yaitu ongkos produksi harus lebih rendah dari harga jual. Mengkalkulasi ongkos produksi sudah barang tentu bukan pekerjaan mudah bagi seorang pemula.


Barangkali salah satu cara untuk mengurangi kerugian dari kemungkinan gagal adalah mulailah dengan sedikit. Untuk produksi daging usahakan agar waktu penjualannya yaitu saat angsa berumur 4 sampai 6 bulan jatuh menjelang Hari Raya Idulfitri yang biasanya harganya lebih baik. Untuk patokan harga daging dan telur tiap hari bisa dilihat di
Departemen Perdagangan dan Perindustrian R.I.

Jenis bibit angsa yang terkenal diantaranya adalah Toulouse, Embden dan African yang tergolong paling berat tubuhnya, Pilgrim yang berat tubuhnya pertengahan dan Chinese yang paling ringan beratnya. Walaupun demikian, kecepatan pertumbuhan dan kemampuan berproduksi telur pada jenis bibit yang sama belum tentu akan sama hasilnya. Jadi dari pengalaman berternak nantinya, pilihlah bibit dari induk yang pertumbuhannya paling cepat dan menghasilkan banyak telur.Kandang dan peralatan Angsa tergolong binatang yang tidak kerasan tinggal di kandang. Biarkan mereka berkeliaran di halaman belakang sampai batas tertentu. Kandang diperlukan sebagai tempat berteduh dari hujan lebat dan angin kencang disamping sebagai tempat tidurnya. Ukuran kandang yang dianggap memadai untuk tiap ekor angsa adalah 1 X 1 meter persegi ditambah 3 sampai 4 X 1 meter persegi sebagai pekarangannya. Atap kandang diusahakan tidak bocor agar waktu hujan tetap kering.


Makanan sebaiknya dibiasakan diberikan dalam kandang dalam baskom atau wadah plastik yang terbuka. Air minumannya diusakan berada di luar kandang untuk menjaga agar kandang tetap kering.


Sarang tidak diperlukan kecuali sudah ada yang bertelur. Sarang bisa dibuat dari kotak kayu yang di dalamnya diberi alas dari serutan kayu atau pecahan strowbur. Cahaya di kandang harus cukup untuk menstimulasi percepatan produksi telur. Memberi makan Dalam masa pembiakan, pemberian 15% protein ditambah vitamin dalam kadar yang sama seperti untuk ayam dalam masa pembiakan dianggap telah cukup memenuhi kebutuhan nutrisi. Makanan sebaiknya tetap tersedia, demikian pula halnya dengan kulit kerang dan pasir.


Makanan lainnya tidak ada yang spesifik, dedak dicampur sayuran atau sisa makananpun tidak menjadi masalah. Angsa sangat lahap dalam memakan rumput atau daun-daunan. Apabila pemeliharaan angsa dimaksudkan untuk dikonsumsi, umur angsa yang baik untuk dikonsumsi adalah 4 sampai 6 bulan. Keram mereka pada sangkar yang lebih kecil dan berikan makanan penuh (full feed) 3 atau 4 minggu sebelum batas waktu dikonsumsi. Adalah sangat mungkin untuk menumbuhkan angsa lebih cepat dengan memberi makan penuh (full feeding grower-finisher pellets) sepanjang masa pertumbuhan. Akan tetapi bila mereka telah mencapai berat yang diinginkan (5,5 sampai 7,5 kilogram) dalam waktu 12 sampai 14 minggu, maka kondisi bulunya akan banyak bulu-bulu pendek yang akan sulit dicabut dan dibersihkan. Setelah lewat 14 minggu, kondisi bulunya akan cepat membaik. Jadi ada baiknya menghemat rumput dengan membatasi pemberiannya pada masa awal dan berkonsentrasi pada masa akhir menjelang dikonsumsi atau dipasarkan.


Pembiakan Biasanya angsa paling baik dijodohkan sepasang atau bertiga. Angsa jantan yang perkasa akan puas mendapat jodoh dengan 4 atau 5 betina. Apabila mereka telah memilih sendiri pasangannya, maka banyak sekali jantan berpasangan dengan betina yang sama dari tahun ke tahun. Jumlah telur yang dihasilan pada tahun ke dua akan lebih vanyak dari tahun pertama. Prosentase keberhasilan penetasannyapun semakin baik. Induk angsa dapat terus memproduksi telur sampai 10 tahun.


Dari hasil penelitian, kemampuan reproduksi angsa jantan lebih cepat menurun dibandingkan angsa betina. Pemeliharaan telur Ambil telur dua kali tiap hari, terutama pada musim hujan. Selalu hati-hati dalam pengentasan telur. Berihkan bilamana dipandang perlu. Temperatur yang paling baik pada tempat penyimpanan telur adalah 7 sampai 13°C dengan kelembaban relatif paling kecil 70%. Bila telur akan disimpan lebih dari dua hari, balikkan tiap hari agar prosentase penetasannya meningkat. Apabila cara penyimpanan telur kurang baik, prosentase penetasan ini menurun setelah telur disimpan 6 - 7 hari.


Apabila cara penyimpanannya tepat telur dapat bertahan 10 sampai 14 hari dengan hasil pengentasan yang tidak berkurang. Pengeraman telur Masa penginkubasian telur angsa yang paling umum adalah antara 29 sampai 30 hari. Empat sampai enam telur dapat diinkubasi pada setelan untuk ayam betina sedangkan 10 sampai 12 telur pada setelan angsa. Balikkan telur tiga atau lima kali sehari apabila incubator tidak bekerja sendiri. Angka bilangan pembalikkan telur harus ganjil untuk mencegah letak telur berada pada posisi yang sama tiap malam. Apabila telur dieram oleh induk ayam, ambilah anak angsa dari sarang segera setelah dientaskan. Simpan di tempat yang hangat sampai beberapa jam. Apabila anak angsa tidak segera diambil, maka induk ayam mungkin akan meninggalkan sarangnya lebih awal sebelum semua telur menetas. (IRS 5 Desember 2001
)

Bekas doktor tanam cendawan shiitake



Cendawan satu ketika dulu hanyalah tumbuhan liar, yang banyak didapati pada kayu reput, atas tanah, dalam hutan dan seperti kata pepatah, kelihatan selepas hujan.Dengan kata lain, ciri-ciri tersebut menjadikan tumbuhan tersebut tidak mempunyai nilai komersial dan hanya penting untuk makanan semata-mata.Itu senario dulu tetapi dengan perkembangan sektor pertanian yang semakin memberangsangkan, ramai menyedari bahawa cendawan sebenarnya satu tanaman industri yang berpotensi untuk menjana ekonomi.

Malah, dengan perkembangan bidang bioteknologi, cendawan juga boleh dianggap penyumbang kepada bidang tersebut kerana mempunyai nilai perubatan yang tinggi.

Berdasarkan statistik 2005, seorang penduduk negara ini makan hanya 324 gram setahun dengan keperluan sebanyak 8,424 tan setahun.Jabatan Pertanian bagaimanapun menyasarkan penggunaan cendawan sebagai makanan sebanyak dua kilogram setahun.

Ketika ini, pelbagai cendawan yang popular ditanam di negara ini antaranya Auricularia sp (telinga kera /jeli hitam), Schizophyllum commune (cendawan kukur), Flammulina velutipes (jarum emas) dan Agarcius braslllensis (cendawan butang), Spesies lain termasuk Ganoderma sp. (Ling zhi), Hericum erinaceum (cendawan bunga kubis) Pleurotus cystidiosus (abalone); Pleurotus flabellatus (tiram merah jambu); Pleurotus citrinopileatus (tiram kuning); Pleurotus florida (tiram putih) dan Pleurotus sajor-caju (tiram kelabu).

Selain cendawan tiram kelabu yang popular sekarang, cendawan lain yang tidak kurang mendapat tempat di kalangan pengusaha tanaman tersebut ialah shiitake.

Buktinya, seorang doktor perubatan dan keluarganya berjaya mengusahakan tanaman tersebut di Gunung Jerai, Kedah sejak 1985 lagi.

Doktor perubatan terbabit, Dr Shirley Ooi,35, berkata, bapanya, Ooi Chooi Liang, adalah individu yang bertanggungjawab menggerakkan industri tanaman tersebut sedangkan pada masa itu, tidak ramai berminat dengan tanaman cendawan.Mereka memulakan perusahaan tersebut dengan modal RM50,000 daripada simpanan sendiri. Ketika itu, sebagai permulaan bapa saya menanam 15 spesies cendawan termasuk cendawan brazil, butang dan oyster.

“Bagaimanapun, orang Malaysia tidak minat tanam cendawan ketika itu dan bapa saya hampir putus asa,’’ katanya ketika ditemui baru-baru ini.Tidak lama selepas itu, bapanya mengambil keputusan untuk memberi tumpuan kepada spesies shiitake selain butang.

Beliau kemudiannya melanjutkan pelajaran ke Kanada pada 1996 dan meninggalkan ayahnya untuk meneruskan perusahaan tanaman tersebut.

Ketika di sana, dia mendapat tahu bahawa selain brazil, cendawan shiitake antara yang popular dan ia mendorongnya untuk meneruskan projek tersebut.

Cendawan, shiitake katanya lebih kejap daripada segi teksturnya, tidak renyuh, tidak berbau dan rasanya juga macam daging. Ia juga mempunyai nilai perubatan.

“Orang gemar menggunakannya sebagai makanan tambahan, masak lemak cili api dan serunding.“Sejak itu saya yakinkan bapa saya supaya memberi tumpuan kepada shiitake yang bermula pada 1997,” ujarnya.

Selepas berkhidmat sebagai doktor di Kanadam, beliau kembali ke tanah air untuk meneruskan projek tersebut bersama bapanya dan nasib mereka bertambah baik apabila salah seorang anggota keluarga mereka bersetuju melabur RM1 juta pada 2005.

Shiitake atau nama saintifiknya Lentinus edodes mengandungi lentinan iaitu sejenis sebatian anti kanser dan membantu mengurangkan kesan tumor dan tanpa kolesterol.

Namun katanya, kerja menyediakan bahan untuk menanam cendawan tersebut melibatkan banyak perkara kerana ia merupakan spesies yang sensitif dan memerlukan keadaan bersih terutama semasa inokulasi.

Kaedah menanamnya lebih kurang sama dengan cendawan lain seperti tiram kelabu yang juga menggunakan polibeg tetapi perlu ditegakkan.

Tanaman cendawan yang diusahakannya juga tidak menggunakan tahi lembu dan lebih mesra alam iaitu kurang populasi bakteria.Bahan yang digunakan termasuk dedak air, kalsium karbonat dan satu ramuan rahsia.Benih yang digunakan pula dipilih daripada jenis yang bermutu.

Katanya benih tersebut mestilah yang berbunga besar, batang tebal dan kejap serta mempunyai insang tertutup untuk proses kultur tisu.Bagi membolehkan ia menghasilkan keluaran lebih baik, benih seharusnya diambil daripada generasi ketiga.Justeru, meskipun shiitake berasal dari Jepun, proses adaptasi dengan persekitaran di Gunung Jerai menjadikannya sebagai cendawan hibrid gunung tersebut.

Selain itu, ia perlu diubah kepada media oat terlebih dahulu dari kultur tisu sebelum ditanam sepenuhnya kerana dengan cara ini peluang hidup lebih tinggi berbanding terus kepada kultur tisu.

Polibeg shiitake perlu diletakkan menegak bagi membolehkan misellium nya bergerak dari atas ke bawah dan kemudiannya membentuk koloni.

Mengenai penjagaan pula katanya, apabila cendawan muncul di mulut polibeg dalam tempoh tujuh hingga sepuluh hari dan ‘rehat’ selama 20 hari.

Selepas 20 hari, ia perlu disiram dalam keadaan polibeg tertutup dan terbalikkan dan akan cendawan akan muncul semula pada hari kelima.Ia boleh menghasilkan cendawan dalam tempoh tiga atau empat bulan sebelum memulakan penanaman baru.Menurutnya, pengeluarannya hasil ladangnya kini mencecah 150 kilogram sehari dan ia banyak di pasarkan ke pasar raya-pasar raya besar.Pada masa sama, beliau juga memanfaatkan media tanaman cendawan tersebut untuk menghasilkan baja kompos.

Baja tersebut digunakan untuk tanaman 25 jenis sayur-sayuran yang turut diusahakannya seperti brokoli di kawasan tersebut.

Selepas sekian lama, beliau bercadang mengembangkan perusahaan tersebut kepada bioteknologi berkaitan farmasutikal dengan memanfaatkan sebatian lentinan tersebut.Kawasan ladang tersebut yang kini beroperasi atas nama syarikat AgroBio Future berkeluasan 10 ekar menjadi bukti kesungguhannya menceburi bidang pertanian selepas meninggalkan kerjaya sebagai doktor.

“Saya ingin menasihati mereka yang ingin menceburi perusahaan cendawan supaya menjaga kualiti dan mencari pasaran terlebih dahulu. Untuk maklumat lanjut boleh didapati di www.agrobio_future.com.

Petikan dari Utusan Online...

Cari Maklumat anda di sini

Google
 
Related Posts with Thumbnails